TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK/ SISWA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal merupakan sarana yang
disiapkan masyarakat untuk membantu anak melaksanakan dan menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan pada periode masa anak akhir (6-12 tahun). Oleh karena itu, sekolah dasar tidak hanya memfasilitasi anak untuk mempelajari kemampuan
dasar membaca, menulis, dan menghitung (calistung) tetapi juga memfasilitasi anak
agar dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan lainnya. Misalnya, guru
mengajarkan cara-cara yang dapat digunakan dalam pergaulan sehari-hari yang
berhubungan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada dalam makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian tugas-tugas perkembangan anak/siswa?
2. Apa saja yang menjadi sumber tugas-tugas perkembangan anak/siswa?
3. Aspek apa saja yang termasuk dalam tugas-tugas perkembangan anak/siswa?
4. Bagaimana fase-fase tugas perkembangan anak/siswa?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa(i) memahami tentang:
1. Pengertian tugas-tugas perkembangan anak/siswa.
2. Sumber tugas-tugas perkembangan anak/siswa.
3. Aspek-aspek yang termasuk dalam tugas-tugas perkembangan anak/siswa.
4. Fase-fase tugas perkembangan anak/siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK/SISWA
1. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan
Robert J. Havighurst (1953) mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang itu ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi, Abu Ahmadi 2005.
Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst yang penulis kutip dari buku Psikologi pendidikan yang ditulis oleh Sudarwan (2010) adalah:
”Tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu”.
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas khusus yang harus dilakukan individu sebab didorong oleh kemasakan pribadi, dan didorong oleh tekanan sosial (norma-norma sosial), agar individu yang bersangkutan bisa mempertahankan perkembangan yang normal sebagai makhluk sosial di tengah masyarakat, Kartini Kartono 2007.
2. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Anak Menurut Para Ahli
a. Munandar
Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami perkembangan dengan baik adalah memulai apa yang disebut dengan tugas-tugas perkembangan atau Development Task. Tugas perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah belajar berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik dan buruk.
b. Robert J. Havighurts
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada masa anak-anak adalah sebagai berikut: a) Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum. b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh. c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya d) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat e) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga i) Mencapai kebebasan pribadi.
Tugas perkembangan tiap anak seperti yang telah terurai di atas, tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada perkembangan psikologisnya : mental, sosial dan emosional. Tugas-tugas pada masa setiap perkembangan adalah satu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam hidup seseorang, dimana keterbatasan dalam menyelesaikan tugas ini menimbulkan perasaan bahagia serta keberhasilan pada tugas berikutnya, sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketidak bahagiaan dan kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan tugas berikutnya.
B. SUMBER TUGAS PERKEMBANGAN ANAK
Menurut Havighurts (dalam Gunarsa, 1986) tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu : kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya.
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,. Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja.
Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: tugas-tugas perkembangan anak usia 0-6 tahun, meliputi belajar memfungsikan visual motoriknya secara sederhana, belajar memakan makanan padat, belajar bahasa, kontrol badan, mengenali realita sosial atau fisiknya, belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara dan lainnya, belajar membedakan benar atau salah serta membentuk nurani. Tugas-tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah menggunakan kemampuan fisiknya, belajar sosial, mengembangakan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung, memperoleh kebebasan pribadi, bergaul, mengembangkan konsep-konsep yang dipadukan untuk hidup sehari-hari, mempersiapkan dirinya sebagai jenis kelamin tertentu, mengembangkan kata nurani dan moral, menentukan skala nilai dan mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial atau lembaga (Havighurts dalam Gunarsa, 1986).
Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu (biologis).
2. Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi(sosiologis).
3. Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri yang sedang
berkembang (psikologis).
4. Tuntutan norma agama
Tugas-tugas perkembangan penting bagi pendidikan hal ini disebabkan karena dapat membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai sekolah. Pendidikan dapat di mengerti sebagai usaha masyarakat melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat digunakan sebagai pedoman waktu untuk melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang bersangkutan telah tiba. Bila mengajarnya pada saat yang tepat maka hasil pengajaran yang optimal dapat dicapai.
C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD
1. Menanamkan sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, Azzam 2011.
2. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan – permainan yang umum.
3. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
4. Belajar menyesuaikan diri dengan teman – teman seusianya.
5. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat.
6. Mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
7. Mengembangkan pengertian – pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari – hari.
8. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, serta tata dan tingkatan nilai.
9. Mengembangkan sikap terhadap kelompok – kelompok sosial dan lembaga – lembaga.
10. Mencapai kebebasan, Edukasi Kompasiana 2012.
Jadi penulis membuat kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa tugas-tugas perkembangan siswa SD yakni dimulai dengan menanamkan sikap dalam hal keagamaannya, mempelajari keterampilan – keterampilan yang bersifat fisik/jasmani untuk dapat melakukan permainan, belajar mengembangkan sikap kebiasaan untuk hidup sehat, belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial antar teman sebaya, dan belajar membina persahabatan dengan teman sebaya, termasuk juga bergaul dengan musuhnya, belajar dan bertindak sesuai dengan peran seksnya yaitu sebagai anak laki – laki atau anak perempuan, belajar mengembangkan tiga keterampilan dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan untuk hidup di masyarakat, mempelajari berbagai konsep agar dapat berpikir efektif mengenai permasalahan sosial di sekitar kehidupan sehari – hari, mengembangkan moral yang bersifat batiniah yaitu hati nurani, serta mengembangkan pemahaman dan sikap moral terhadap peraturan dan tata nilai yang berlaku dalam kehidupan anak, mengembangkan sikap sosial dan menghargai orang lain, dan anak mulai menjadi individu yang otonom atau bebas, dalam arti dapat membuat rencana untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, bebas dari pengaruh orang tua atau orang lain.
D. FASE TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA
Menurut ahli psikologi lain tentang tugas – tugas perkembangan fase anak 6 – 12 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya The first tear of life:
a. Fase ketiga (6 – 8 tahun). Anak belajar berso-sialisasi dengan lingkungannya.
b. Fase keempat (9 – 12 tahun). Anak belajar mencoba, bereksperimen, bereksplorasi, yang distimulasi oleh dorongan – dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar.
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam buku nya Developmental Psychology:
a. Masa anak (6 – 11 tahun). Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Masa praremaja (11 – 12 tahun). Anak belajar memberontak yang ditunjukkan dengan tingkah laku negatif.
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society:
a. Awal masa kanak – kanak (6 – 7 tahun). Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannya, ia mulai bisa mela-kukan hal – hal kecil (berpakaian, makan) secara mandiri.
b. Akhir masa kanak – kanak (8 – 11 tahun). Anak belajar untuk membuat kelompok dan berorganisasi.
c. Awal masa remaja (12 tahun) Anak belajar mem-buang masa kanak – kanaknya dan belajar memusatkan perhatian pada diri sendiri, Hanif 2010.
4. James C. Coleman dalam Kartini 2007:
a. Dari dependensi ke arah independensi (kebebasan).
b. Dari prinsip kenikmatan ke arah prinsip kenyataan.
c. Dari inkompetensi menjadi kompetensi.
d. Dari otoplastik ke arah aloplastik.
e. Dari non-produktif menjadi produtif.
f. Dari non-diferensiasi ke arah diferensiasi.
g. Dari serba tidak sadar ke arah serba sadar, Kartini Kartono 2007.
Dari pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa fase tugas-tugas perkembangan siswa pada dasarnya diawali dengan adaptasi dan bersosialisasi, lalu diikuti dengan kemunculan rasa ingin tahu yang besar sehingga mendorong anak untuk bereksplorasi lalu berangsur pada fase dimana anak sudah mulai membuang masa kanak-kanaknya dan memusatkan perhatian pada diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tugas perkembangan masa anak menurut Munandar adalah belajar berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik dan buruk.
Tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu : kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu (biologis).
Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi(sosiologis).
Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri yang sedang
berkembang (psikologis).
Tuntutan norma agama.
Tugas-tugas perkembangan siswa SD mencakup dalam bidang keimanan/agama, keterampilan fisik, hidup sehat, adaptasi, sadar gender, keterampilan dasar, konsep hidup, moral, sosialisasi dan freedom.
Fase tugas-tugas perkembangan siswa pada dasarnya diawali dengan adaptasi dan bersosialisasi, lalu diikuti dengan kemunculan rasa ingin tahu yang besar sehingga mendorong anak untuk bereksplorasi lalu berangsur pada fase dimana anak sudah mulai membuang masa kanak-kanaknya dan memusatkan perhatian pada diri sendiri.
LAMPIRAN
LAPORAN PENILAIAN DARI TES PEMAHAMAN YANG DIBERIKAN OLEH KELOMPOK PENYAJI KEPADA AUDIENCE
NAMA NILAI
Abdul Khalik 80
Ahmad Afif Ridhani 75
Ahmad Faisal 75
Ahmad Hariyadi Kelompok Penyaji
Aisyah 80
Anshari 75
Aulia Aprina Sari 80
Ayu Endah Nurdiana Kelompok Penyaji
Eko Arisandi 75
Elma Rahmika 80
Fahrina Hayati 75
Faisal Rahman 80
Fuziah Khairiyah 80
Heni Hartati 80
Hikmatul Baniah 77,5
Husna Rahayu Mariza Kelompok Penyaji
H. Muhammad Maki 75
Husni 77,5
Irfa Maulidah 80
Ismi Kamariah 80
Isna Rubiati 80
Jainah 80
Jumiati 77,5
Khairiyanti Soraya 75
Kholisotul Magfirah 80
Lilis Herliani 80
Lini Agustina 80
M. Ripadzi Ramadhani 77,5
M. Zaen Syahrullah 80
Mahlupi Kelompok Penyaji
Maimunah Kelompok Penyaji
Maria Ulfah 77,5
Masmulia 80
Masni 80
Maulisa Santi 77,5
Mawaddaturrahmah 77,5
Dari laporan di atas, maka kami mendapatkan nilai rata-rata seperti berikut =
80 x 17 = 1360
75 x 7 = 525
77,5 x 7 = 542,5
1360 + 525 + 542,5 = 78, 3
31
Jadi dari hasil tersebut kelompok penyaji dapat menyatakan bahwa pemahaman para audience sudah cukup bagus (tercapai).
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, “Psikologi Perkembangan”, 2005. Cetakan Pertama, Jakarta : IKAPI
Azzam, “Tugas-Tugas Perkembangan Sebagai Dasar Layanan Bimbingan Konseling”,
http://himcyoo.wordpress.com/2011/03/21/tugas-tugas-perkembangan-sebagai-dasar- layanan-bimbingan-dan-konseling/, diakses 24 Maret 2012
Hanif, “Tugas-tugas Perkembangan”,
http://hanifpresidenku.blogspot.com/2010/06/tugas-tugas-perkembangan.html, diakses 26 Maret 2012
Jenny (Dunia Psikologi), “Tugas- Tugas Perkembangan Anak”, http://www.duniapsikologi.com/tugas-tugas-perkembangan-anak/,
diakses tanggal 26 Maret 2012
Kartini Kartono, “Psikologi Anak”, 2007. Cetakan Keenam (Bandung:CV.Mandar Maju)
Kompasiana, “Pentingnya Guru Memahami”
http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/01/pentingnya-guru-memahami-perkembangan-dan-cara-belajar-anak/, diakses 31 Maret 2012
Sudarwan Danim, “Psikologi Pendidikan (dalam perspektif baru)”, 2010, Bandung: Alfabeta.
0 komentar: